MP, PEKANBARU – Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Pulau Bayur (FMPPB) menutup akses jalan PT Fabrik Komponen Industri Energi (FKIE) yang kini berganti mana menjadi PT Lingkaran Dewaro Energi (LDE).
Aksi masyarakat Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) ini sebagai bentuk penolakan perusahaan batubara itu di daerah mereka, Selasa (9/05/2023).
Sementara pihak perusahaan sendiri kini membangun mess karyawan ini menggunakan jalan yang selama ini digunakan masyarakat untuk mengangkut hasil kebun karet dan sawit.
Dalam aksi tersebut warga membentang spanduk bertuliskan; “Ini Jalan Masyarakat, Bukan Jalan Batubara”
Penutupan jalan dilakukan dengan memotong sebagian jembatan untuk memutus akses kendaraan milik perusahaan, hanya sepeda motor yang bisa melintasinya.
“Kondisi tanah rusak parah, masyarakat tidak bisa menuju kebun dan ladang mereka yang saat ini terancam oleh aktivitas tambang,” kata Emar, Koordinator FMPPB.
Ditambahkannya, protes ini merupakan inisiatif masyarakat untuk mengentikan perusahaan membawa alat berat masuk ke dalam yang sejak awal sudah di tolak masyarakat karena izin yang diterbitkan cacat prosedur.
Masyarakat Pulau Bayur, imbuh Emar, menolak aktivitas pertambangan karena kebun karet dan sawit mereka masih produktif dan menjadi sumber penghidupan masyarakat. Selain itu, kebun tersebut satu-satunya milik masyarakat dan dapat diwariskan ke anak dan cucu nanti.
Pihak FMPPB meminta kepada Kementerian ESDM, Gubernur dan DPRD Riau, Bupati dan DPRD Kuansing untuk segera meninjau ulang perizinan PT FKIE. Sebab sejak tahapan awal masyarakat tidak dilibatkan dalam musyawarah tingkat desa.
Masyarakat Pulau Bayur mengharapkan agar pihak terkait dapat mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam mengambil keputusan. * (rls/DW Baswir)