Sengketa Agraria di Sejumlah Daerah Riau, Pengurus KUD Pematang Sawit ‘Zoom Meeting” dengan Deputi II KSP
MP, PEKANBARU – Guna mencari solusi xsengketa agraria di sejumlah daeerah di Riau, perwakilan masyarakat adat menguasakan penyelesaiannya kepada KUD Pematang Sawit. Kamis (14/09/2023) kemarin, pengurus KUD Pematang Sawit melakukan diskusi melalui zoom meeting dengan pihak Kantor Staf Presiden (KSP) Republik Indonesia (RI).
Pendiri sekaligus pengurus KUD Pematang Sawit, Dtk Edy Mulyono, S.H., M.H., kepada wartawan, Jumat (15/09/2023), membenarkan hal itu.
Disebutkan, dalam zoom meeting dengan Deputi II KSP Sahat M Lumban Raja TA berlangsung di Jalan Imam Munandar, Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru. Sementara peserta diskusi terdiri 35 orang dari pengurus dan anggota KUD Pematang Sawit, Kopabinda RI, KPKBRI dan Koperasi Mahato Bersama serta masyarakat tempatan.
Seperti mewakili masyarakat Sungai Mahato, Rohul terdiri dari Hasan Hasibuan dan Imin, Syamsuarlis (Langgam), Dtk Muhammad Suir Yusuf, selaku pemegang hak kuasa amanah Suku Delik, Suku Lalang Kabung.
Mereka berjuang untuk mempertahan lahannya sudah sejak lama. Masyarakat Delik bersengketa dengan PT, RAPP Pengkalan Kerinci, PT ISS.
Dalam diskusi yang berlangsung virtual atau daring itu diungkapkan beberapa persoalan sengketa agraria antara kelompok tani/masyarakat ada dengan sejumlah korporasi/perusahaan.
Sebanyak 3 perwakilan tersebut secara pergantian menyampaikan pesoalan tersebut melalui zoom yang didampingi oleh Dtk Edy Mulyono, S.H., M.H. bersama Ketua Koperasi Kopabinda RI Anizar.
Perwakilan masyarakat 3 kelompok tersebut pada intinya menyampaikan seluruh persoalan dan kasus yg ada di tengah tengah masyarakat, termasuk konflik atau persengketaan lahan.
Masing masing 3 kelompok masyarakat itu mewakili kurang lebih 17.000 sampai 24.000 masyarakat.
Konflik lahan itu, di antaranya di Langgam, Pelalawan seluas 20.000 hektare (lahan kelompok tani) Mahato 28.800 (PT Torganda) hektare (ha), Sei Selodang, Sungai Mandau, Siak seluas 6.000 Ha (PT RAPP, PT Arara Abadi, PT Inti Indosawit Subur).
Perwakilan masyarakat adat ini meminta KSP membantu mengembalikan lahan mereka dan diminta ditetapkan tapal batasnya.
”Masyarakat Riau merasa prihatin yang sangat mendalam dan memberi aspriasi yang setinggitingginya atas kerelaan dan keikhlasan beliau (Dtk Edy Mulyono, S.H., M.H., Red), ” kata Muhammad Suir Yusuf, salah seorang perwakilan masyarakat adat.
Dtk Edy Mulyono, kata Muhammad Suir, bersama Datin (istri beliau) selama ini bolak balik Pekanbaru-Jakarta untuk mengurus kepetingan masyarakat Riau.
”Datok Edy, membantu masyarakat adat tanpa meminta dan menerima sumbangan kepada kami selama ini. Beliau, berjuang dengan ketulusan hati untuk membantu anak keponakan suku adat Melayu Riau dan masyarakt Riau khususnya,” pungkasnya. * (Ryan Ferdinan)