MP, PEKANBARU – Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau menggelar pemilihan Didi Meimei Riau 2025.
Ajang pemilihan putra-putri Suku Tionghoa Riau terbaik ini semacam Pemilihan Bujang dan Dara Riau versi anak usia SD dan SMP ini merupakan yang perdana diadakan.
Menurut Cecilia Huang, Ketua Pelaksana Pemilihan Didi Meimei Riau 2025, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk wadah bagi generasi muda dalam melestarikan budaya terutama budaya Tionghoa, khususnya di Bumi Lancang Kuning.
”Kegiatan ini juga menjadi sarana dan wadah untuk memberikan pembinaan dan pelatihan terbaik bagi para peserta agar kelak siap berkompetisi di kancah nasional dan regional,” tuturnya kepada sejumlah wartawan di kantor Sekretariat PMSTI Riau, Jalan Setiabudi Pekanbaru, Minggu (12/1/2025).
Para peserta, imbuh Cecilia Huang, dibagi dalam 2 kategori. Pertama, Kategori A (Anak-Anak 7 – 11 Tahun) dan Kategori B (Remaja 12-16 Tahun) yang merupakan suku Tionghoa, Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Provinsi Riau.
Ditambahkannya, untuk proses sosialisasi dan pendaftaran peserta berlangsung pada 2- 9 Januari 2025 secara daring.
Lalu hasil seleksi diumumkan pada 10 Januari 2025 secara daring melalui Official Instagram. Sedangkan proses registrasi ulang finalis pada 11 Januari 2025 di kantor Sekretariat PSMTI Riau.
Saat ini proses pemilihan Didi Meimei sedang berlangsung dan akan memasuki masa karantina pada 11-12 Januari 2025 di Sekretariat PSMTI Riau.
Pembekalan Budi Pekerti, Budaya dan Pariwisata
Para peserta Didi & Meimei 2025 selama proses karantina dibekali pengetahuan tentang budaya Tionghoa dan Melayu Riau, Kebudayaan, Pariwisata dan Etika Moral dan Budi Pekerti.
Sebagai pemateri dihadirkan:
- Ket Tjing (guru) yang memberitahukan pengetahuan tentang ”Sejarah PSMTI, Budaya Tionghoa dan Budi Pekerti”
- Datuk Jonnaidi Dasa (Sekretaris LAM Riau) tentang ”Adat dan Kebudayaan Melayu Riau”
- Alfiandi S.ST (Dinas Pariwisata Riau) tentang ”Pesona Pariwisata Riau”
Ket Tjing kepada wartawan menjelaskan, pengetahuan tentang Budi Pekerti sangat penting dalam membentuk karakter generasi. Oleh sebab itu, nilai nilai luhur ini mesti ditanamkan sejak usia dini.
Sementara Datuk Jonnaidi Dasa menekankan, sejak dahulu Melayu Riau menerima keberagaman. Masyarakat Riau hidup berdampingan dan rukun meski berbeda suku, agama dan ras.
Bagi masyarakat dari suku suku lain tentu mesti menganut prinsip ”Di mana langit dijunjung, di situ langit dipijak”. Artinya, masyarakat suku suku lain, termasuk Suku Tionghoa saling menghormati adat istiadat dan norma norma yang ada di tengah masyarakat Melayu Riau.
Alfiandi S.ST, pemateri dan juga Fungsional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ahli Muda Dinas Pariwisata Provinsi Riau sangat mendukung kegiatan Pemilihan Didi & Meimei 2025.
”Kepada finalis Didi dan Meimei, kita memberikan pemahaman tentang potensi pariwisata. Khusus untuk Provinsi Riau, ada 2 even yang menjadi kalender wisata, yakni tradisi Bakar Tongkang di Kota Bagansiapiapi, Rokan Hilir serta Tradisi Cian Cui (Perang Air, Red) di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti,” tutupnya. * (DW Baswir)