MP, PEKANBARU – Peduli terhadap bencana banjir yang melanda hampir sebagian besar daerah Riau, Yayasan Sahabat Alam Rimba (Salamba) melakukan kegiatan pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Kegiatan pemulihan DAS ini bekerjasama dengan Badan Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS), perangkat desa serta masyarakat tempatan.
Direktur Eksekutif Salamba, Ir. Marganda Simamora .SH M.Si kepada sejumlah wartawan di salah satu kafe di Pekanbaru, Sabtu (20/1/2024), mengatakan dirinya merasa prihatin terhadap bencana banjir yang melanda di berbagai kabupaten di Provinsi Riau.
Hasil peninjauan Tim Salamba, daerah terparah dilanda banjir antara lain Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu (Rohul), Rokan Hilir (Rohil) dan Bengkalis.
Banjir disebabkan sungai sungai yang ada di daerah itu tidak sanggup menampung debit air, akibat hujan di sepanjang bulan Nopember 2023 hingga Januari 2024 ini.
”Sehingga banjir menggenangi jalan dan desa desa di sekitarnya. Penyebabnya, adalah hilangnya tutupan hutan di hulu sungai akibat aktivitas perambahan hutan atau illegal logging serta alih fungsi lahan; hutan penyangga menjadi perkebunan sawit,” terangnya.
Ujung ujungnya, kata penggiat lingkungan yang akrab disapa Ganda ini, hutan resapan air tidak ada lagi untuk menahan. Atau kata lainnya, tata airnya sudah tidak berfungsi.
Untuk menekan deforestasi dan memulihkan daerah resapan air itu, kata Gandamora, Yayasan Salamba mencarikan solusinya.
Salah satunya dengan cara penanaman bibit pohon tanaman Kehutanan berbasis masyarakat, seperti pohon durian, jengkol, petai, kopi Arabika dan Enau.
”Saat ini kita sedang melakukan penanaman beberapa jenis tanaman itu di Sungai Geniot, Bukit Batrem di Kota Dumai. Jugadi Sungai Linau, Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis,” katanya.
Direktur Yayasan Salamba ini menambahkan, dalam waktu dekat ini pemulihan DAS juga akan dilakukan di sepanjang DAS Sungai Rokan , Rohil.
Bahkan, Ganda menekankan kegiatan ini akan terus kita lakukan untuk dapat mencegah banjir dan juga bermanfaat secara ekonomi untuk masyarakat desa.
Selain langsung melakukan penanaman, pihak Yayasan Salamba terlebih dahulu memberikan sosialisasi tentang sebaiknya DAS jangan ditanami pohon pohon sawit, tetapi diganti dengan Tanaman Kehutanan berbasis masyarakat.
”Tujuannya tidak lain agar terjaga dan terpelihara lingkungan yang sehat, terhindar dari bencana alam serta bermanfaat ekonomi bagi masyarakat tempatan,” sebut Ganda mengakhiri konferensi persnya. * (DW Baswir)