MP, ROHIL – Tragedi meninggalnya dua balita di kolam bekas pengelolaan limbah pengeboran minyak milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kelurahan Rantau Kopar, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, memicu duka mendalam dan kecaman keras dari berbagai pihak.
Organisasi Pemuda Tri Karya (PETIR) menyebut insiden ini sebagai kelalaian fatal dan mengaku telah lebih dulu mengingatkan perusahaan soal bahaya limbah di lokasi tersebut.
Korban, Ferdiansyah Ramadhan (4) dan Fahri Pradawinata (2), ditemukan tak bernyawa pada Selasa (22/4/2025) siang di kolam limbah yang berjarak hanya sekitar 200 meter dari rumah mereka. Kolam tersebut diketahui tidak berpagar dan tanpa rambu peringatan.
Sekretaris Umum PETIR, Andhi Harianto, SE, MM, bersama Ketua Lembaga Bantuan Hukum PETIR, Swandi Hutasoit, SH, langsung turun ke lapangan untuk menyampaikan dukungan moral kepada keluarga korban dan menyiapkan langkah pendampingan hukum.
“Ini adalah bentuk kelalaian yang sangat fatal. Seharusnya bisa dicegah jika perusahaan benar-benar serius dalam menerapkan prinsip keselamatan dan perlindungan lingkungan,” tegas Andhi.
Tak hanya menyoroti kelalaian fisik di lapangan, PETIR juga mengungkap bahwa mereka telah menerima laporan masyarakat tentang dugaan pencemaran lingkungan sejak 21 Maret 2025. Tim mereka telah melakukan investigasi awal dan mengambil sampel limbah untuk diuji laboratorium di Pekanbaru.
“Hasil uji laboratorium yang keluar pada 21 April 2025 menunjukkan dua parameter pencemar melebihi ambang batas baku mutu lingkungan dan sudah merusak kebun warga sekitar,” ungkap Andhi.
PETIR menyatakan telah mengirimkan surat resmi berisi klarifikasi beserta hasil laboratorium ke pihak manajemen PT PHR di Rumbai pada 23 April. Namun hingga kini, tidak ada tanggapan ataupun klarifikasi dari perusahaan.
“Kami mendesak PT PHR untuk segera bertanggung jawab dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh titik limbah mereka di Riau. Bila tidak ada itikad baik, kami akan menempuh langkah hukum,” kata Andhi mengingatkan.
Kasus ini menambah panjang daftar insiden lingkungan yang melibatkan perusahaan migas. Publik kini menanti langkah tegas dari pihak berwenang untuk menindaklanjuti tragedi yang merenggut nyawa dua anak kecil ini. * (DW Baswir)