MP, PEKANBARU – Proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru berupa pembangunan Jalan Teluk Lembu ujung/Jalan 45 senilai Rp21,5 miliar (M) di Kawasan Industri Tenayan (KIT), Kecamatan Tenayan Raya, diprotes warga tempatan.
Pasalnya, pelaksana proyek PT Cakrawala Monica Abadi enggan memakai tenaga kerja (naker) setempat meski hanya untuk menjaga alat alat berat yang beroperasi di lokasi.
”Janjinya, sebelum memulai pekerjaan, kami dari unsur pemerintahan RT, RW dan pemuda akan diajak membicarakan proyek ini. Namun ditunggu tunggu ternyata tidak ada pertemuan itu namun proyek pekerjaan jalan tetap berjalan,” kata Suyanto Zega, Ketua RT04 Kelurahan KIT, Tenayan Raya kepada wartawan, Selasa (1/6/2021).
Ketika didesak, mandor proyek bernama Dedi, menyatakan kalau ingin bekerja silahkan dibicarakan dengan Humas PT Cakrawala Monica Abadi. Saat warga menanyakan siapa humasnya, Dedi menyebut nama Bhabinkamtibmas Polsek Tenayan Raya.
Namun karena didesak terus, Dedi menyanggupi menggunakan tenaga pemuda tempatan untuk menjaga alat alat berat yang dioperasikan di lokasi proyek. Tapi kali ini justru pemuda tempatan yang menolak tawaran itu, karena upah yang diberikan terlalu murah, Rp150 ribu per malam.
”Ini kan tidak masuk akal. Alat alat berat yang ada di tempat ini paling sedikit 5 unit. Nilai satu unitnya lumayan mahal. Masak yang jaga diberikan upah Rp150 ribu per malam. Risiko pekerjaan tidak sebanding dengan upah yang bakal mereka terima,” tukasnya.
Dedi yang dijumpai di barak proyek membenarkan pihaknya hanya sanggup menggaji pemuda tempatan Rp150 ribu. Karena itu sudah menjadi kebijakan perusahaan.
Dedi menekankan upah yang diberlakukan pihak perusahaan untuk menjaga alat alat berat yang beroperasi di lokasi proyek itu , Rp150 per wilayah per malam. ”Jadi hitungan bukan per unit alat berat,” pungkasnya. * (DW Baswir)