MediumPos
Untuk Ummat Kami Sampaikan

Gelorakan Kembali Festival Bekudo Bono di Teluk Meranti

SEBELUM wabah Pandemi Covid-19 melanda penjuru dunia, Riau memiliki sejumlah kalender wisata yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara (wisman). Salah satunya Festival ‘Bekudo Bono’ di Desa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

Setelah 2 (dua) tahun absen akibat wabah Covid-19, Festival Bekudo Bono kembali digelar. Gubernur Riau Syamsuar didampingi Bupati Pelalawan Zukri Misran membuka helat akbar yang dihadiri para peselancar internasional.

Saat membuka iven Festival Bekudo Bono, orang nomor satu di Provinsi Riau menyatakan dukungan penuh untuk menjadikan kegiatan ini menjadi ikon baru pariwisata Provinsi Riau dan Indonesia. Apalagi kini Desa Teluk Meranti sudah masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Bono.

“Kita harus bersinergi untuk mengembangkan pariwisata Bono ini. Harus ada pihak swasta yang bisa kita gandeng untuk pengembangan kawasan Bono ini. Kawasan Mandalika atau Bintan di Kepulauan Riau bisa berkembang karena dukungan pemerintah pusat dan juga pihak swasta,” ucapnya.

Menurut gubernur, pengembangan kawasan pariwisata Bono di Semenanjung Kampar dan Teluk Meranti tidak bisa hanya mengandalkan keuangan daerah, baik kabupaten atau provinsi. ‘

‘Kita harus bersama sama bersinergi untuk mengembangkan kawasan wisata ini,” harapnya.

Selain itu, Syamsuar juga menyarankan agar Festival Bekudo Bono didukung atau digandeng dengan acara-acara lain, sehingga wisatawan tidak hanya bisa melihat ombak Bono, tetapi juga menikmati berbagai acara menarik.

“Dengan adanya Festival Bekudo Bono ini, wisatawan semakin tertarik untuk datang ke Teluk Meranti ini,” tuturnya.

Perbaiki Infrastruktur

Di kesempatan yang sama, Bupati Pelalawan Zukri Misran pihaknya terus memperbaiki dan melengkapi infrastruktur yang ada, khususnya di sarana dan prasarana publik menuju dan di Desa Teluk Meranti.

”Kita sangat serius membangun kawasan pariwisata Bono dengan menyiapkan lahan sekitar 600 hektare. Tahun depan kita juga menganggarkan Rp 15 miliar untuk membangun turap Sungai Kampar, tempat di mana gelombang Bono sering muncul,” terangnya.

Sementara itu, pihak Dinas PUPR PKPP Riau juga menggesa perbaikan Jalan Lintas Bono segera diselesaikan. Kepala Dinas PUPR PKPP Provinsi Riau M Arief Setiawan menjelaskan, bahwa perbaikan jalan ini dilakukan secara bertahap. Dimulai dari Simpang Bunut ke arah ujung Teluk Meranti. Perbaikan ini dimulai 15 Mei dan target selesainya 8 Desember mendatang.

Meriah

Kendati 2 tahun tidak diselenggarakan, Festival Bekudo Bono yang diadakan selama dua hari berlangsung meriah. Awalnya, dari data Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pelalawan ada 14 peselancar atau surfer mancanegara yang bersedia datang di event Bono Surfing ini, yakni dari Perancis, Portugal, Australia, Rusia, Italia dan Austria.

“Tapi seiring berjalannya waktu, ada dua surfer yang membatalkan kedatangannya. Sedangkan 12 surfer lagi dipastikan hadir untuk menaklukkan ombak bergelar seven ghost atau tujuh hantu bono itu,” Dody Asma Syahputra S STP, Kepala Disbudparpora Pelalawan.

Para surfer internasional ini akan bergabung dengan surfer nasional dan lokal menunggangi ombak yang telah mendunia tersebut selama dua hari.

Menariknya, Gubernur Riau Syamsuar dan rombongan menyaksikan langsung para surfer nasional dan lokal serta pelancar internasional menaklukkan gelombang Bono. Bono merupakan fenomena fenomena alam, bertemunya arus Sungai Kuala Kampar dengan muara laut. Gelombang arus ini lah yang dijadikan surfer mancanegara, nasional dan lokal.

Eksotik fenomena alam ini membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pertama kali menggelar iven Bono, pada tahun 2011 lalu. Ketika pertama kali digelar ratusan peselancar dari 7 negara Eropa dan Amerika yang datang ke Sungai Kampar, Teluk Meranti untuk menaklukkan keganasan ombak Bono ini.

Festival itu sempat vakum akibat Pandemi Cavid-19 yang melanda belahan negara di dunia, termasuk Indonesia.

Kini, Bupati Pelalawan Zukri Misran kembali menggelorakan iven wisata andalan Provinsi Riau ini. Bahkan, bupati yang masih relatif muda dan enerjik ini pun turun menggunakan jet sky untuk bergabung bersama sama peselancar untuk menaklukkan gelombang Bono yang nyaris setinggi 7 (tujuh) meter itu. * (advetorial)

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.