MP, PASIRPANGARAIYAN – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Rokan Hulu ( Rohul) menghimbau masyarakat untuk mencegah dan menghindari paham radikalisme dan terorisme.
Demikian diungkapkan Kepala Kantor (Kakanwil) Kemenag Dumai melalui Kasi Pendis H. Masri Manas S.Ag dalam suatu diskusi di Kota Pasirpangariyan, Jumat (26/5/2023) lalu.
Ditambahkannya, ketika masih dalam urusan agama, radikal itu masih bisa didiskusikan di mushola-mushola atau masjid. Tetapi bila sudah keluar dari masalah agama dan masuk ke masalah sosial dan politik, serta melibatkan banyak orang, radikalisme itu harus dicegah dan diantisipasi karena itu menjadi pintu masuk radikalisme.
”Dengan begitu, upaya pencegahan itulah yang harus dikedepankan dalam menciptakan kedamaian dan keutuhan NKRI,” terangnya.
Di Rohul, kata Masri Manas, banyak organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan dan sosial yang peduli terhadap pemikiran keagamaan yang inklusif. Ini lah kekuatan dan benteng peradaban kita.
Selain itu, Kemenag Rohul juga berharap orang tua membentengi keluarga dan anaknya dari pengaruh ISIS dan paham radikal lainnya seperti Negara Islam Indonesia (NII), dan Orang tua harus berhati-hati dalam memilih tokoh atau guru agama yang mengajar anak-anaknya.
“Pilih guru agama yang memiliki pemikiran inklusif dan bukan garis keras. Bila ada guru yang mengajarkan membunuh orang lain yang memiliki paham dan keyakinan berbeda, jangan diikuti,” tuturnya.
Partisipasi para guru, imbuh Masri Manas, tidak terbatas pada guru pelajaran agama, tetapi juga guru pelajaran lain. Tidak mesti menyita waktu, tetapi bisa disampaikan sepintas lalu tetapi sering. Itu akan lebih membawa dampak besar.
Di samping itu, keluarga sebagai benteng pertama untuk menghalau dan mengantisipasi pengaruh paham ISIS dan paham radikal lainnya dengan melakukan upaya preventif melalui nasihat-nasihat yang baik.
Kemenag Rohul juga perlu beberapa langkah menangkal paham radikalisme antara lain memperkenalkan, memahami ilmu pengetahuan dengan baik dan benar, serta meminimalisir kesenjangan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, mendukung aksi perdamaian.
Serta berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan terorisme, meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan, menyaring informasi yang didapatkan, dan ikut aktif dalam mensosialisasikan bahaya paham radikalisme.
Penyebaran radikalisame dan terorisme menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, dan dari sekian upaya untuk membendung penyebaran paham radikal terorisme tersebut, mencegah merupakan upaya paling efektif.
“Mencegah jelas lebih baik untuk menanggulangi terorisme yang berkedok agama, dibandingkan harus menyembuhkan. Dari sisi agama, ada beberapa langkah yang dapat menangkal propaganda radikalisme terorisme tersebut,” pungkasnya. * (rls/DW Baswir)