Miris, 2.500 Peti Mati Pekerja Indonesia Dipulangkan
- BP3MI Berkewajiban Cegah Pekerja Mingran Ilegal
MP, PEKANBARU – Miris, setiap tahunnya 2.500 peti mati berisi Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal dipulangkan dari berbagai negara. Jumlah ini merupakan akumulasi PMI yang masuk dan bekerja di luar negeri sejak 20 tahun yang lalu.
“Ini dari seluruh dunia dan itu adalah warisan sejak 10, 15 dan 20 tahun yang lalu. Yang dulu berangkat dengan tidak secara resmi,” kata Rinardi, S.E., M.Sc, Sekretaris Utama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia kepada wartawan di sela sela peresmian kantor baru Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau di Jalan Sumatera Pekanbaru, Senin (26/8/2024).
Dulu, imbuhnya, oleh pemerintah sadar atau tidak sadar dibiarkan begitu saja. “Sekarang kita menuai hasilnya. Hasilnya sekarang mereka pulang dalam kondisi sakit, hilang ingatan. Kemudian mereka di sini tidak punya apa apa. Berangkat dalam kondisi miskin, pulang dalam kondisi lebih miskin lagi. Dan ini lah kita putuskan mata rantainya,” katanya lagi.
Jumlah PMI di luar negeri tercatat sebanyak 5,1 juta orang. Setiap hari bertambah, di-update terus. Jumlah pekerja ilegal tidak terdata. “Tapi Pemerintah tak boleh membeda-bedakan,” ucap Rinardi.
Kehadiran BP3MI, khususnya di Riau diharapkan mencegah keberangkatan PMI secara ilegal. BP3MI secara bertahap mengurangi adanya keberangkatan PMI yang memiliki keterampilan rendah (low skill).
Caranya dengan melatih mereka untuk mengisi lowongan pekerjaan yang high skill . Karena di luar negeri permintaan pekerja high skill sangat dibutuhkan, seperti tenaga kesehatan, tenaga kontruksi, tenaga IT, tenaga hospitality, restoran, perhotelan.
Menurut Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, saat di luar negeri, jika memiliki high skill, maka akan banyak tawaran.
“Hal ini harus jadi perhatian karena kalau tidak diambil akan diisi oleh negara lain,” kata Rinardi.
Indonesia dinilai sudah kalah dengan Filipina, kerena mereka itu memiliki keunggulan fasih berbahasa Inggris, Sementara Indonesia tidak memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik. Jika ada seleksi bekerja di luar negeri, pekerja Indonesia sudah kalah duluan.
“Kita inginkan peran Pemerintah Daerah, serta stakeholder lainnya, untuk tingkatkan kemampuan pekerja migran Indonesia dengan kompetensi yang baik,” ucapnya.
Ditanya khusus Pekerja Migran asal Riau, Rinardi mengatakan daerah perbatasan, sehingga banyak yang menyeberang ke Malaysia dan negara tetangga lainnya. Namun banyak yang berangkat dengan jalur tidak resmi, sehingga tertangkap oleh petugas.
Di kesempatan sama, Kepala BP3MI Riau Fanny Wahyu Kurniawan, S.Kom menyebutkan khusus Riau 2024 ini target pengiriman tenaga kerja ke luar negeri sebanyak 248 orang, namun sampai Juni 2024, baru melayani 113 PMI.
Dengan banyaknya peluang di luar negeri, pekerja lokal Riau didorong bisa memanfaatkannya, dengan mempersiapkan skill dan bahasa Inggris. Tak bisa dipungkiri PMI kalah bersaing dengan pekerja asal Filipina karena faktor bahasa Inggris ini. * (DW Baswir)